Nama : Ayu Briliana
NPM : 11212278
Kelas : 3EA18
BAB 1
PENDAHULUAN
Pengertian
Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika
seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk
membuat keputusan pembelian.Untuk barang berharga jual rendah
(low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan
untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan
keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang
matang.
Pengertian
Perilaku Konsumen oleh para ahli sebagai berikut :
1. James
F Engel
Perilaku konsumen di definisikan tindak-tindakan
individu secara langsung terlibata dalam usaha memperoleh dan menggunakan
barang-barang jasa ekonomi termasuk proses pengambilan kepustusan yang
mendahuli dan menentukan tindakan-tindakan tersebut (1988:8)
2. David
L Loundon
Perilaku konsumen dapat diDefinisikan sebagai proses
pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam
mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang
atau jasa (1984:6).
3. Gerald
Zaltman
Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses dan
hubungan sosial yang di lakukan oleh individu, kelompok dan organisasi dan
mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai sutu akibat dari
pengalaman dengan produk, pelayanan dan dumber-sumber lainya. (1979:6)
Dari beberapa Definisi tersebut di atas maka dapat di
tarik suatu kesimpulan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh individum, kelompok, atau organisasi yang berhubungan dengan
proses pengambilan keputusan dalam mendapakan, menggunakan barang-barang atau
jasa ekonimi yang dafat di pengaruhi linkungan.
Pemikiran yang Benar tentang Konsumen
1. Konsumen
adalah RAJA
2. Motivasi dan
perilaku konsumen dapat dimengerti melalui penelitian.
3. Perilaku
konsumen dapat dipengaruhi melalui kegiatan persuasif yang menghadapi konsumen
secara serius sebagai pihak yang berkuasa dan dengan maksud tertentu.
4. Bujukkan dan
pengaruh konsumen memiliki hasil yang menguntungkan secara sosial asalkan
pengamanan hukum, etika, dan moral berada pada tempatnya untuk mengekang upaya
manipulasi.
Bila ke empat premis ini diabaikan, konsekuensinya
hampir selalu negatif. Kami memberikan contoh dari hasil pemikiran yang benar
maupun yang salah mengenai konsumen. Kami lebih jauh mendemonstrasikan bahwa
penelitian konsumen, bila ditanggapi dan ditafsirkan dengan benar, memberikan
masukan yang esensial untuk strategi pemasaran yang baik dalam organisasi yang
mencari laba maupun yang tidak mencari laba. Akhirnya, penelitian juga
berfungsi sebagai basis untuk pendidikan dan perlindungan konsumen, dan
melengkapi informasi yang penting untuk keputusan kebijakkan umum.
Krisis ubah
perilaku konsumen
Krisis keuangan global mungkin telah memaksa banyak
orang menunda liburan impiannya. Namun, konsumen rupanya masih mau
membelanjakan uang untuk barang yang dianggap penting, yaitu produk kecantikan
dan perawatan kesehatan.
Sebuah
survei internasional oleh perusahaan riset pasar, Synovate, memperlihatkan
pengeluaran untuk kosmetik dan perawatan kesehatan tampaknya tetap bertahan.
Padahal, merosotnya perekonomian belakangan ini telah mengubah perilaku
konsumen di seluruh dunia.
Survei itu
menemukan, 41% orang merencanakan membelanjakan jumlah yang sama untuk
kosmetik, seperti sebelum mulainya krisis ini. Hanya 27% yang mengatakan mereka
akan mengurangi pengeluaran.
Sementara untuk produk-produk perawatan kesehatan, 55%
responden mengatakan mereka akan membelanjakan jumlah yang sama. Hanya hanya
17% yang akan mengurangi pengeluaran. Survei itu menanyai 11.500 orang di
belasan negara, termasuk Brasil, Yunani, Meksiko, Belanda, Rusia, Inggris, dan
AS.
Walau ada prakiraan ekonomi yang suram di negara
mereka, responden dari Denmark, Brasil, dan Malaysia merupakan yang paling
optimistis mengenai kekuatan perekonomian mereka. Adapun mereka yang dari AS
dan Inggris adalah responden yang paling pesimistis.
AS telah
terjebak dalam resesi ekonomi. Sementara data bulan Desember memperlihatkan
Inggris bergerak mendekat ke resesi. Krisis ekonomi dunia muncul sejak tahun
lalu, berawal dari krisis sektor perumahan AS yang kemudian memukul pasar
keuangan global dan mengimbas ke perekonomian dunia.
Secara keseluruhan, konsumen di banyak negara
mengatakan mereka mengurangi pengeluaran uang untuk barang- barang mewah. Hanya
10% dari responden di Brasil yang mengakui akan membelanjakan lebih banyak
untuk barang mewah. Sementara 49% penduduk Hongkong dan 72% warga Denmark
mengatakan, pengeluaran mereka untuk barang-barang mewah akan tetap sama.
Lebih banyak konsumen, terutama di Brasil, Inggris,
Perancis, Yunani, dan AS, mengatakan, mereka akan lebih ketat melihat harga
sebelum berani melakukan transaksi.
Namun,
banyak pembeli di Malaysia, Taiwan, dan Hongkong yang mengatakan mereka tidak
terlalu memerhatikan harga barang sebelum membeli.
Kini, membeli tanpa perencanaan menjadi cerita lalu.
Tak ada lagi pembeli yang membeli hanya karena suasana hati. Ini yang
dungkapkan sekitar 82% orang Amerika, 76% orang Inggris, 78% orang Belgia, dan
70% orang Perancis. Namun, 55% orang Hongkong dan 72% orang Denmark mengatakan
membeli secara impulsif dalam jumlah yang sama seperti sebelumnya.
Berlibur dan
barang-barang bermerek merupakan yang hal pertama yang harus dikorbankan kala
anggaran keluarga dipotong. Namun, pilihan-pilihan ini berbeda di seluruh
dunia.
Bagi orang
Amerika dan Yunani, makan di restoran bersama keluarga dan teman adalah hal
pertama yang dicoret. Sementara orang Romania menunda membeli alat-alat
berteknologi tinggi. Orang Serbia memilih mengorbankan liburan, tetapi 81%
orang Denmark menyebut tak ada yang mereka korbankan.
Pemikiran Konsumen Sebagai Suatu Bidang yang Dinamis
Pendekatan
dalam meneliti Perilaku Konsumen
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku
konsumen. Pendekatan pertama adalah pendekatan
interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan
hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang
dan focus group discussion untuk memahami apa makna
sebuah produk dan jasa bagi
konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan
menggunakannya.
Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang
didasari pada teori dan metode dari ilmu
psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu
sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk
menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui
eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang
bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta
pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
Pendekatan ketiga disebut sebagai sains marketing yang
didasari pada teori dan metode dari ilmu
ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan
mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan
hirarki kebutuhan manusia menurut Abraham
Maslow untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan
pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi
dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari
sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja
menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang
dihadapi perusahaan tersebut.
Roda
Analisis Konsumen
Roda analisis konsumen adalah kerangka kerja yang
digunakan marketer untuk meneliti, menganalisis, dan memahami perilaku konsumen
agar dapat menciptakan strategi pemasaran yang lebih baik. Roda analisis
konsumen terdiri dari tiga elemen: afeksi dan kognisi, lingkungan, dan
perilaku.
Afeksi dan
kognisi
Elemen pertama adalah afeksi dan kognisi. Afeksi merujuk
pada perasaan konsumen terhadap suatu stimuli atau
kejadian, misalnya apakah konsumen menyukai sebuah produk atau tidak. Kognisi mengacu
pada pemikiran konsumen, misalnya apa yang dipercaya konsumen dari suatu
produk. Afeksi dan kognisi berasal dari sistem yang disebut sistem afeksi dan
sistem kognisi. Meskipun berbeda, namun keduanya memiliki keterkaitan yang
sangat kuat dan saling memengaruhi.
Manusia dapat merasakan empat tipe respons
afektif: emosi, perasaan
tertentu, mood, dan evaluasi. Setiap
tipe tersebut dapat berupa respons positif atau negatif. Keempat tipe afeksi
ini berbeda dalam hal pengaruhnya terhadap tubuh dan intensitas perasaan yang
dirasakan. Semakin kuat intensitasnya, semakin besar pengaruh perasaan itu
terhadap tubuh, misalnya terjadi peningkatan tekanan darah, kecepatan
pernafasan, keluarnya air mata, atau rasa sakit di perut.
Bila intensitasnya lemah, maka pengaruhnya pada tubuh
tidak akan terasa.
Sistem
kognisi terdiri dari lima proses mental, yaitu: memahami, mengevaluasi,
merencanakan, memilih, dan berpikir. Proses memahami adalah proses
menginterpretasi atau menentukan arti dari aspek tertentu yang terdapat dalam
sebuah lingkungan. mengevaluasi berarti menentukan
apakah sebuah aspek dalam lingkungan tertentu itu baik atau buruk, positif atau
negatif, disukai atau tidak disukai. Merencanakan berarti menentukan bagaimana
memecahkan sebuah masalah untuk mencapai suatu tujuan. Memilih berarti
membandingkan alternatif solusi dari sebuah masalah dan menentukan alternatif
terbaik, sedangkan berpikir adalah aktifitas kognisi yang terjadi dalam ke
empat proses yang disebutkan sebelumnya.
Fungsi utama dari sistem kognisi adalah untuk
menginterpretasi, membuat masuk akal, dan mengerti aspek tertentu dari
pengalaman yang dialami konsumen. Fungsi kedua adalah memproses interpretasi
menjadi sebuah task kognitif seperti mengidentifikasi sasaran
dan tujuan, mengembangkan dan mengevaluasi pilihan alternatif untuk memenuhi
tujuan tersebut, memilih alternatif, dan melaksanakan alternatif itu.
Besar kecilnya intensitas proses sistem kognitif
berbeda-beda tergantung konsumennya, produknya, atau situasinya. Konsumen tidak
selalu melakukan aktifitas kognisi secara ekstensif, dalam beberapa kasus,
konsumen bahkan tidak banyak berpikir sebelum membeli sebuah produk.
Metode–Metode
Penelitian Perilaku Konsumen
Ada dua
macam penelitian konsumen, yaitu penelitian yang bersifat eksplorasi dan
penelitian tentang kesimpulan konsumen
Ø
Penelitian ekplorasi : Metode yang digunakan dalam penelitian ekplorasi
konsumen adalah metode mempengaruhi dan metode memfokuskan kelompok.
Ø
Metode mempengaruhi konsumen : Melalui pemberian sugesti kepada konsumen secara
sepontan
1.
Metode memusatkan atau mempokuskan kelompok konsumen. Kelompok konsumen
tersebut mengasosiasi kanya secara bebas terhadap masalah-masalah yang ada
dalam pasal.
2.
Pendekatan penelitian konsumen
Penelitian eksplorasi tidak di rencanakan untuk
menyimpulkan jawaban dalam meneliti pertanyaan yang diberikan konsumen. Oleh
karena itu, peneliti megenai kesimpulan konsumen terhadap sutu produk, mereka
dan pelayanan itu penting peneliti kesimpulan konsumen dapat juga digunakan
menentukan apa yang mempengaruhi konsumen
Pendekatan
penelitian konsumen Ada dua pendekatan penelitian, yaitu pendekatan penelitian
cross-soctional dan longitudinal.
Pendekatan penelitian cross-sectional : Pendekatan ini
di maksud untuk meneliti aspek-aspek perilaku konsumen yang menggunakan waktu
secara relative singkat misalnya meneliti perubahan perilaku konsumen pada watu
tertentu mempelajari nilai dan sikap kosumen terhadaf suatu produk dalm momen
waktu tertentu.
Pendektan penelitian longitudinal: Pendekatan ini
dimaksud untuk meneliti-aspek perilaku konsumen yang terjadi dalam beberapa
periode waktu tertentu, Misalnya : mengadakan penelitian mengenai pendekatan
masyarakat tentang suatu produk dapat bertahan selama beberapa waktu.
Pendekatan penelitian longitudinal dilakukan pada periode waktu yang relative
lama, sedangkan pendekatan penelitian cross-sctional menggnakan waktu yang
relative singkat atau sesaat.
BAB 2
SEGMENTASI
PASAR & ANALISIS DEMOGRAFI
SEGMENTASI PASAR
Segmentasi
pasar adalah sebuah metode bagaimana memandang pasar secara kreatif. Kita perlu
secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul di pasar
(Hermawan Kertajaya). Segmentasi pasar sangatlah penting di dalam bisnis dan
pemasaran. Walaupun kita tidak boleh mengiris-iris pasar terlalu kecil,
segmentasi pasar tetaplah suatu hal yang harus dipelajari dalam membangun
usaha. Pengertian segmentasi pasar sebagai suatu strategi perusahaan tidaklah
semata dilakukan dengan cara membedakan produk atau bahkan menciptakan produk
baru (product diversification), tetapi didasarkan atas atas perbedaan minat dan
kebutuhan konsumen.
Segmentasi pasar adalah pembagian suatu pasar yang
heterogen kedalam satuan-satuan pembeli yang homogen, dimana kepada setiap
satuan pembeli yang homogen tersebut dijadikan sasaran pasar yang dicapai
dengan marketing mix tersendiri. Dengan demikian yang semula pasarnya satu dan
luas,kemudian dibagi-bagi atau disegmentasi oleh pemasar menjadi beberapa
bagian pasar yang sifatnya homogen. Homogenitas pasar tersebut dicari dan
ditentukan sendiri oleh pihak pemasar. Untuk mengadakan segmentasi pasar dapat
ditempuh dengan beberapa cara yang berbeda. Metode tersebut juga dapat berbeda
antara suatu produk ke produk lainnya. Salah satu cara dalam mengadakan
segmentasi pasar adalah dengan membagi segmen pasar berdasarkan sembilan
kategori berikut :
1. Geografi
Segmentasi geografi akan membagi pasar ke dalam beberapa bagian geografi yang berbeda-beda seperti negara, negara bagian, wilayah, kota, dan desa. Perusahaan akan beroperasi pada satu atau beberapa area geografi yang dipandang potensial dan menguntungkan.
Segmentasi geografi akan membagi pasar ke dalam beberapa bagian geografi yang berbeda-beda seperti negara, negara bagian, wilayah, kota, dan desa. Perusahaan akan beroperasi pada satu atau beberapa area geografi yang dipandang potensial dan menguntungkan.
2. Demografi
Dalam segmentasi demografi, pasar dibagi menjadi grup-grup dengan dasar pembagian seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendekatan, tingkat pendidikan, dan agama. Setidaknya ada lima alasan mengapa pendekatan demografi ini hampir selalu disertakan, antara lain adalah informasi demografi adalah informasi yang mudah dijangkau dan relatif lebih murah untuk mengidentifikasikan target market, informasi demografi memberikan insight tentang trend yang sedang terjadi, meski tidak dapat untuk meramalkan perilaku konsumen, demografi dapat dilihat untuk melihat perubahan permintaan aneka produk dan yang terakhir demografi dapat digunakan untuk mengevaluasi kampanye-kampanye pemasaran.
Dalam segmentasi demografi, pasar dibagi menjadi grup-grup dengan dasar pembagian seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendekatan, tingkat pendidikan, dan agama. Setidaknya ada lima alasan mengapa pendekatan demografi ini hampir selalu disertakan, antara lain adalah informasi demografi adalah informasi yang mudah dijangkau dan relatif lebih murah untuk mengidentifikasikan target market, informasi demografi memberikan insight tentang trend yang sedang terjadi, meski tidak dapat untuk meramalkan perilaku konsumen, demografi dapat dilihat untuk melihat perubahan permintaan aneka produk dan yang terakhir demografi dapat digunakan untuk mengevaluasi kampanye-kampanye pemasaran.
3. Psikografi
Ciri-ciri psikologis berkenaan dengan inner atau kualitas intrinsic dari consumer individual. Strategi segmentasi konsumen kadang-kadang didasarkan pada variabel psikologis yang spesifik.
Konsumen
dapat dibagi menurut demografi tetapi seringkali ini tidaklah cukup. Perusahaan
ingin tahu lebih jauh apa sebenarnya yang membuat orang-orang yang memiliki
usia, penghasilan, pendapatan dan pendidikan yang sama berbeda dalam merespon
suatu stimuli pemasaran. Dalam segmentasi psikografis, perilaku konsumen
diobservasi melalui kelas sosial (social class), gaya hidup (lifestyle),
nilai-nilai kehidupan yang dianut (value) dan kepribadian (personality).
4.
Sosiocultural
Variabel
sosiologis (kelompok) dan antropologis (budaya) merupakan variabel
sosiokultural, meyediakan dasar lebih lanjut untuk segmentasi pasar. Untuk
segmen pasar yang sukses dibagi lagi dalam segmen sesuai dengan tahap pada :
·
Daur hidup
keluarga
·
Kelas sosial
·
Budaya dan
sub budaya dan
·
Lintas
budaya atau segmentasi pemasaran global
5. Segmen
hubungan menggunakan cara ekstrim
Sebuah cara
ekstrim yang popular dan bentuk efektif segmentasi untuk kategori penggunaan
merek, seperti :
·
Tingkat
penggunaan : perbedaan segmentasi antara pengguna berat, pengguna sedang,
pengguna ringan dan bukan pengguna untuk sebuah produk, jasa atau merek khusus
·
Tingkat
kesadaran : kesadaran konsumen pada produk, tingkat ketertarikan pada produk, kesiapan
membeli produk atau apakah konsumen butuh informasi tentang produk menyangkut
semua aspek kesadaran
·
Loyalitas
merek : kadang-kadang digunakan sebagai dasar untuk segmentasi. Pemasar kadang
mencoba untuk mengidentifikasikan karakteristik konsumen yang loyal merek tentu
mereka bisa langsung menjadi pendukung promosi mereka ke orang dengan
karakteristik yang sama dalam populasi yang lebih besar.
6. Segmen
situasi penggunaan
Pemasar
mengenal bahwa kesempatan atau situasi kadang-kadang menentukan apakah konsumen
akan membeli atau mengkonsumsi. Untuk alasan ini mereka kadang-kadang focus
pada situasi penggunaan sebagai sebuah variabel segmentasi. Segmentasi
berdasarkan kesempatan dapat membantu perusahaan memperluas penggunaan produk.
7. Segmen
benefit
Bentuk
segmentasi yang kuat adalah dengan mengklasifikasikan pembeli sesuai dengan
manfaat berbeda yang mereka cari dari produk. Eksekutif pemasaran dan
periklanan secara konstan mencoba mengidentifikasikan sebuah keuntungan paling
penting dari produk atau jasa yang akan menjadi sangat berarti bagi consumer.
Sebuah studi yang meguji apakah yang mengendalikan preferensi konsumen terhadap
micro atau craftbeer, terindenfikasi lima kenutungan strategic brand yaitu :
·
Fungsional
(contoh kualitas)
·
Nilai uang
·
Manfaat
sosial
·
Manfaat
emosi positif
·
Manfaat
emosi negative
·
Segmentasi
benefit bisa juga digunakan untuk bermacam-macam posisi merek dalam kategori
produk yang sama.
8. Segmen
hybrid
Pemasar
secara umum membentuk segmen pasar dengan kombinasi beberapa variabel segmen
berdasarkan sebuah segmen tunggal. Segmen geodemografis, adalah sangat berguna
bagi ketika sesesorang pengiklan atau pemasar menemukan prospek terbaik
(kepribadian, tujuan dan ketertarikan) bisa diisolasi di mana mereka hidup.
Segmen lintasbudaya & global marketing merupakan segmen geodemografis.
9.
Segmentasi Tingkah Laku
Segmentasi
tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap,
penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa
variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.
Kriteria Membidik Segmen Pasar Yang Efektif
·
Tidak semua
segmentasi itu efektif. Syarat yang diperlukan agar segmentasi efektif adalah :
·
Harus bisa
diukur
·
Besar/luasnya
segmen, daya beli dan profit yang bisa diukur
·
Harus
substansial
·
Segmen harus
cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani
·
Mudah
dicapai/ditemui (accesable)
·
Segmen harus
mudah dicapai dan dilayani. Harus jelas alamatnya, bisa dihubungi, diketahui
kebutuhan dan keinginannya.
·
Harus bisa
dibedakan (differentiable)
·
Secara
konseptual segmen harus bisa dibedakan dan memberikan respon yang berbeda yang
nikah atau tidak nikah memberikan respon yang sama terhadap produk perlatan
rumah tangga, tidak perlu dibuat segmen untuk wanita menikah dan tidak menikah.
·
Harus bisa
dilakukan tindakan/dilaksanakan (actionable)
·
Program
efektif bisa disusun untuk menarik dan melayani segmen.
Manfaat yang didapat jika menggunakan system segmentasi pasar :
1. Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
2. Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
3. Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
4. Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
5. Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-periode dimana reaksi pasar cukup besar.
A. Segmentasi
Dan Kepuasan Konsumen
Menurut
Philip Kotler (1997:36) Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (
hasil) suatu produk dengan harapannya.
Macam-macam
atau Jenis kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 :
a. Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misal : karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 :
a. Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misal : karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
b. Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak
berwujud.
Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan
yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah .
yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah .
Pengelompokan
inilah yang sering kita dengar sebagai segmentasi pelanggan. Segmentasi ini
mutlak dilakukan secara bervariasi. Dapat di bagi beberapa segmen berdasarkan :
- letak geografis
- volume pembelian demografis
- produk yang dibeli
- sesuai kebutuhan Anda
Umumnya, tiap segmen adalah unik dan juga memberi kontribusi yang berbeda terhadap organisasi.
- letak geografis
- volume pembelian demografis
- produk yang dibeli
- sesuai kebutuhan Anda
Umumnya, tiap segmen adalah unik dan juga memberi kontribusi yang berbeda terhadap organisasi.
B.
Segmentasi Dan Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
1.
Tingkatkan Efisiensi Proses Produksi
Proses produksi yang efisien akan menghasilkan penghematan. Semakin berhemat, semakin rendah pula biaya produksi. Dengan semakin rendahnya biaya produksi, maka margin keuntungan juga samakin tinggi. Terapkan prinsip-prinsip “Total Quality Management” sistem produksi Anda untuk memangkas biaya-biaya yang tidak perlu.
Proses produksi yang efisien akan menghasilkan penghematan. Semakin berhemat, semakin rendah pula biaya produksi. Dengan semakin rendahnya biaya produksi, maka margin keuntungan juga samakin tinggi. Terapkan prinsip-prinsip “Total Quality Management” sistem produksi Anda untuk memangkas biaya-biaya yang tidak perlu.
2. Fokus Pada “Core Business” Terpenting Anda
Apakah Anda sudah mengetahui apa sebenarnya Core Business di mana Anda harus menfokuskan waktu, energi dan pikiran? Jika Anda melenceng pada hal-hal yang tidak penting, maka yang sedah Anda lakukan adalah pemborosan sumberdaya yang sangat berharga, yaitu waktu Anda.
3. Berdayakan Orang-orang Yang Berdedikasi Melalui Kepemimpinan
Manusia adalah sumberdaya terpenting dalam organisasi Anda. Semakin tinggi tingkat penghargaan Anda pada aspek manusia, semaking tinggi pula tingkat kemampuan untuk menciptakan keberhasilan organisasi. Dengan menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan organisasi yang efektif, Anda akan mampu membawa organisasi Anda ke level yang lebih tinggi dan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi pula.
4. Pertajam Kecerdasan Organisasi
Apakah organisasi Anda merupakan organisasi yang cerdas? Semakin cerdas organisasi, semakin tinggi pula kemampuan organisasi Anda dalam menavigasikan diri ke arah masa depan yang lebih baik. Seberapa sering Anda memberikan pelatihan-pelatihan berkualitas bagi para karyawan untuk mempertajam kemampuan mereka dalam mengelola organisasi secara lebih profesional. Semakin cerdas organisasi, semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan Anda.
5. Kompensasi Yang Sesuai
Manusia ingin dihargai. Jika Anda membayar lebih rendah dibandingkan kemampuan dan usaha yang sudah mereka berikan bagi organisasi Anda, mereka akan merasa dirugikan. Jika mereka merasa dirugikan, maka sebaiknya Anda jangan berharap mereka akan memberikan yang terbaik bagi organisasi Anda. Jika kita melihat negara-negara yang sistem ekonominya telah maju, kita melihat bahwa sistem kompensasi yang diterapkan merefleksikan kinerja.
C.
Penggunaan Segmentasi Dalam Strategi Pemasaran
Agar segmen
pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi beberapa karakteristik:
• Measurable : Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa variabel yang sulit diukur.
• Accessible : Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
• Substantial : Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani
• Differentiable : Segmen-segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen-elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
• Actionable : Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani segmen-segmen yang bersangkutan.
Langkah dalam mengembangkan segmentasi yaitu:
1. Mensegmen pasar menggunakan variabel-variabel permintaan, seperti kebutuhan konsumen, manfaat yang dicari, dan situasi pemakaian.
2. Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan dengan menggunakan variabel-variabel yang dapat membantu perusahaan memahami cara melayani kebutuhan konsumen tersebut dan cara berkomunikasi dengan konsumen.
• Measurable : Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa variabel yang sulit diukur.
• Accessible : Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
• Substantial : Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani
• Differentiable : Segmen-segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen-elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
• Actionable : Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani segmen-segmen yang bersangkutan.
Langkah dalam mengembangkan segmentasi yaitu:
1. Mensegmen pasar menggunakan variabel-variabel permintaan, seperti kebutuhan konsumen, manfaat yang dicari, dan situasi pemakaian.
2. Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan dengan menggunakan variabel-variabel yang dapat membantu perusahaan memahami cara melayani kebutuhan konsumen tersebut dan cara berkomunikasi dengan konsumen.
RENCANA PERUBAHAN
A. Analisis Konsumen Dan Kebijakan Social
Analisis
konsumen berguna untuk melihat bagaimana konsumen mengambil keputusan dan peran
pemasaran di dalamnya.
Pengambilan
Keputusan Konsumen
Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang mengalami berbagai pentahapan sebagai berikut:
1. Analisis Kebutuhan. Konsumen merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa dibangkitkan oleh dirinya sendiri ataupun stimulus eksternal. Stimulus bisa melalui lingkungan bergaul, sesuatu yang dilihat, ataupun dari komunikasi produk atau jasa perusahaan lewat media massa, brosur, dan lain-lain.
2. Pencarian Informasi. Setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen kemudian mencari produk ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya.
3. Evaluasi Alternatif. Konsumen kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagai alternatif yang tersedia mulai dari keuntungan dan manfaat yang dia peroleh dibandingkan biaya yang harus ia keluarkan.
4. Keputusan Pembelian. Konsumen memutuskan untuk membeli merek tertentu dengan harga tertentu, warna tertentu.
5. Sikap Paska Pembelian. Sikap paska pembelian menyangkut sikap konsumen setelah membeli produk ataupun mengkonsumsi suatu jasa. Apakah dia akan puas dan terpenuhi kebutuhannya dengan produk atau jasa tersebut atau tidak.
Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang mengalami berbagai pentahapan sebagai berikut:
1. Analisis Kebutuhan. Konsumen merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa dibangkitkan oleh dirinya sendiri ataupun stimulus eksternal. Stimulus bisa melalui lingkungan bergaul, sesuatu yang dilihat, ataupun dari komunikasi produk atau jasa perusahaan lewat media massa, brosur, dan lain-lain.
2. Pencarian Informasi. Setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen kemudian mencari produk ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya.
3. Evaluasi Alternatif. Konsumen kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagai alternatif yang tersedia mulai dari keuntungan dan manfaat yang dia peroleh dibandingkan biaya yang harus ia keluarkan.
4. Keputusan Pembelian. Konsumen memutuskan untuk membeli merek tertentu dengan harga tertentu, warna tertentu.
5. Sikap Paska Pembelian. Sikap paska pembelian menyangkut sikap konsumen setelah membeli produk ataupun mengkonsumsi suatu jasa. Apakah dia akan puas dan terpenuhi kebutuhannya dengan produk atau jasa tersebut atau tidak.
Analisis Kebijakan Sosial
Analisis kebijakan (policy analysis) dapat dibedakan dengan pembuatan atau pengembangan kebijakan (policy development). Analisis kebijakan tidak mencakup pembuatan proposal perumusan kebijakan yang akan datang. Analisis kebijakan lebih menekankan pada penelaahan kebijakn yang sudah ada. Sementara itu, pengembangan kebijakan lebih difokuskan pada proses pembuatan proposal perumusan kebijakan yang baru.
Namun demikian, baik analisis kebijakan maupun pengembangan kebijakan keduanya memfokuskan pada konsekuensi-konsekuensi kebijakan. Analisis kebijakan mengkaji kebijakan yang telah berjalan, sedangkan pengembangan kebijakan memberikan petunjuk bagi pembuatan atau perumusan kebijakan yang baru.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa analisis kebijakan sosial adalah usaha terencana yang berkaitan dengan pemberian penjelasan (explanation) dan preskripsi atau rekomendasi (prescription or recommendation) terhadap konsekuensi-konsekuensi kebijakan sosial yang telah diterapkan. Penelaahan terhadap kebijakan sosial tersebut didasari oleh oleh prinsip-prinsip umum yang dibuat berdasarkan pilihan-pilihan tindakan sebagai berikut:
1. Penelitian dan rasionalisasi yang dilakukan untuk menjamin keilmiahan dari analisis yang dilakukan.
2. Orientasi nilai yang dijadikan patokan atau kriteria untuk menilai kebijakan sosial tersebut berdasarkan nilai benar dan salah.
3. Pertimbangan politik yang umumnya dijadikan landasan untuk menjamin keamanan dan stabilitas.
B. Perubahan
Struktur Pasar Konsumen
Struktur Pasar Konsumen – Persaingan Sempurna, Monopolistik, Oligopoli dan Monopoli :
1. Pasar Persaingan Sempurna
Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak. Contoh produknya
adalah
seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lain-lain. Sifat-sifat pasar
persaingan sempurna :
- Jumlah penjual dan pembeli banyak
- Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain
- Penjual bersifat pengambil harga (price taker)
- Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply)
- Posisi tawar konsumen kuat
- Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata
- Sensitif terhadap perubahan harga
- Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar
- Jumlah penjual dan pembeli banyak
- Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain
- Penjual bersifat pengambil harga (price taker)
- Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply)
- Posisi tawar konsumen kuat
- Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata
- Sensitif terhadap perubahan harga
- Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar
2. Pasar
Monopolistik
Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah seperti makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar monopolistik :
- Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda
- Mirip dengan pasar persaingan sempurna
- Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-beda
- Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga
- Relatif mudah keluar masuk pasar
Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah seperti makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar monopolistik :
- Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda
- Mirip dengan pasar persaingan sempurna
- Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-beda
- Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga
- Relatif mudah keluar masuk pasar
3. Pasar
Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar oligopoli :
- Harga produk yang dijual relatif sama
- Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses
- Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar
- Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar oligopoli :
- Harga produk yang dijual relatif sama
- Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses
- Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar
- Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain
4. Pasar
Monopoli
Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara (pln), perusahaan kereta api (perumka), dan lain sebagainya. Sifat-sifat pasar monopoli :
- Hanya terdapat satu penjual atau produsen
- Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan monopoli
Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara (pln), perusahaan kereta api (perumka), dan lain sebagainya. Sifat-sifat pasar monopoli :
- Hanya terdapat satu penjual atau produsen
- Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan monopoli
ANALISIS
DEMOGRAFI
Pada suatu
pemasaran produk, analisis demografi harus dilakukan. Hal tersebut berguna
untuk mengetahui trend demografis produk yang dipasarkan. Data dalam demografi
pemasaran dapat terdiri dari usia, ras, jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan,
mobilitas, kepemilikan rumah, lokasi, status, pekerjaan, dan tingkat pendidikan.
Jika demografi konsumen telah di lakukan, maka hal selanjutnya yang harus
dilakukan adalah melakukan analisis demografi, agar demografi yang telah
dilakukan dapat kita ketahui hasilnya setelah kita melakukan analisis atas
demografi yang telah kita buat.
Ilmu
demografi terbagi menjadi dua
Adolphe Landry (1945)menyarankan dibedakan antara istilah demografi murni dan studi kependudukan.
Adolphe Landry (1945)menyarankan dibedakan antara istilah demografi murni dan studi kependudukan.
Demografi murni (pure demography)
v Demografi formal yang menghasilkan teknik-teknik untuk menghitung indikator-indikator kependudukan..
Studi atau analisis kependudukan yang lebih luas
v Studi mengenai hubungan antara faktor-faktor perubahan penduduk dan faktor-faktor pembangunan.
Studi yang berusaha memberi penjelasan tentang sebab akibat perubahan variabel demografi
Manfaat analisis demografi
v Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.
v Menjelaskan pertumbuhan penduduk pada masa lampau, kecenderungannya, dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.
v Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial, ekonomi, budaya, lingkungan dan lain-lain.
v Pemperkirakan pertumbuhan penduduk (proyeksi penduduk) pada masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.
2.1 Rencana Perubahan (analisis konsumen, kebijakan fiskal, perubahan struktur pasar konsumen)
Perencanaan pemasaran adalah proses perencanaan tahapan-tahapan aktivitas dalam pemasaran.
Manfaat
perencanaan pemasaran:
v Perencanaan pemasaran merupakan peta situasi pasar.
v Perencanaan pemasaran membantu dalam kontrol manajemen dan implementasi strategi.
v Perencanaan pemasaran memberi informasi peran dan fungsi setiap anggota baru dalam suatu perusahaan.
v Perencanaan pemasaran memperlihatkan gambaran pengkoor-dinasian semua sumber daya untuk implemetasi.
v Perencanaan pemasaran menstimulasi pemikiran baru dan pemanfaatan optimal sumber daya.
v Perencanaan pemasaran memberikan gambaran pembagian tanggung jawab, tugas, dan pengaturan jadwal kegiatan.
v Perencanaan pemasaran mengantisipasi masalah, kesempatan, dan ancaman.
Macam-macam perencanaan pemasaran:
Perencanaan produk baru: perencanaan yang ditujukan untuk produk, layanan, lini produk, atau merek yang belum diperkenalkan perusahaan. Untuk membuat perencanaannya, terkadang Anda dituntut membuat banyak asumsi berdasar produk atau layanan yang mirip atau sejenis.
Perencanaan tahunan: perencanaan yang ditujukan untuk produk, proyek, layanan, atau merek yang sudah ada dalam perusahaan. Merupakan modifikasi atau penyesuaian perencanaan tahunan. Rencana strategi adalah arah atau visi jangka panjang organisasi dan bukan isu manajemen sehari-hari. Rencana strategi menjangkau waktu lebih dari tahun anggaran berikutnya. Biasanya berjangka waktu 3 sampai 5 tahun. Sedangkan rencana pemasaran taktik adalah rencana jangka pendek.
v Perencanaan pemasaran merupakan peta situasi pasar.
v Perencanaan pemasaran membantu dalam kontrol manajemen dan implementasi strategi.
v Perencanaan pemasaran memberi informasi peran dan fungsi setiap anggota baru dalam suatu perusahaan.
v Perencanaan pemasaran memperlihatkan gambaran pengkoor-dinasian semua sumber daya untuk implemetasi.
v Perencanaan pemasaran menstimulasi pemikiran baru dan pemanfaatan optimal sumber daya.
v Perencanaan pemasaran memberikan gambaran pembagian tanggung jawab, tugas, dan pengaturan jadwal kegiatan.
v Perencanaan pemasaran mengantisipasi masalah, kesempatan, dan ancaman.
Macam-macam perencanaan pemasaran:
Perencanaan produk baru: perencanaan yang ditujukan untuk produk, layanan, lini produk, atau merek yang belum diperkenalkan perusahaan. Untuk membuat perencanaannya, terkadang Anda dituntut membuat banyak asumsi berdasar produk atau layanan yang mirip atau sejenis.
Perencanaan tahunan: perencanaan yang ditujukan untuk produk, proyek, layanan, atau merek yang sudah ada dalam perusahaan. Merupakan modifikasi atau penyesuaian perencanaan tahunan. Rencana strategi adalah arah atau visi jangka panjang organisasi dan bukan isu manajemen sehari-hari. Rencana strategi menjangkau waktu lebih dari tahun anggaran berikutnya. Biasanya berjangka waktu 3 sampai 5 tahun. Sedangkan rencana pemasaran taktik adalah rencana jangka pendek.
BAB 3
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN
PENGERTIAN
Proses pengambilan keputusan diawali dengan adanya
kebutuhan yang berusaha untuk dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini terkait dengan
beberapa alternatif sehingga perlu dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk
memperoleh alternatif terbaik dari persepsi konsumen. Di dalam proses
membandingkan ini konsumen memerlukan informasi yang jumlah dan tingkat
kepentingannya tergantung dari kebutuhan konsumen serta situasi yang
dihadapinya. Keputusan pembelian akan dilakukan dengan menggunakan kaidah
menyeimbangkan sisi positif dengan sisi negatif suatu merek (compensatory
decision rule) ataupun mencari solusi terbaik dari perspektif konsumen (non-compensatory
decision rule), yang setelah konsumsi akan dievaluasi kembali.
1.
MODEL-MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN
a.
Model Perilaku Pengambilan keputusan
o Model
Ekonomi yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu
rasional, yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya
marginal atau untuk memperoleh keuntungan maksimum
o Model
Manusia Administrasi Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip
orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan
o Model
Manusia Mobicentrik Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai
utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan
o Model
Manusia Organisasi Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan
sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
o Model
Pengusaha Baru Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif
o Model Sosial
Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang seringb tidak rasional
dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.
b.
Model Preskriptif dan Deskriptif
Fisher
mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
o Model
Preskriptif Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok
seharusnya mengambil keputusan.
o Model
Deskriptif Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan
tertentu.
Model
preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif
berdasarkan pada realitas observasi
Disamping
model-model diatas (model linier) terdapat pula model Spiral dimana satu
anggota mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak
setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan “revisi” dan
seterusnya.
Teknik-teknik Pengambilan Keputusan
a.
Teknik Kreatif
·
Brainstorming
Berusaha untuk menggali dan mendapatkan kreatifitas maksimum dari kelompok
dengan memberikan kesempatan para anggota untuk melontarkan ide-idenya.
·
Synectics
Didasarkan pada asumsi bahwa proses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan,
dimaksudkan untuk meningktakan keluaran (output) kreatif individual dan
kelompok
b.
Teknik Partisipatif
Individu
individu atau kelompok dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
·
Teknik
Modern
o
Teknik
Delphi
o
Teknik Kelompok
Nominal
Tahapan
Pengambilan Keputusan
Simon (1960) memperkenalkan empat aktivitas dalam proses pengambilan
keputusan :
Ø Intelligence : Pengumpulan informasi untuk mengidentifikasikan
permasalahan.
Ø Design : Tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif2 pemecahan
masalah.
Ø Choice : Tahap memilih dari solusi dari alternatif2 yg disediakan.
Ø Implementation : Tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasilnya.
Proses pengambilan keputusan terdiri
dari lima tahap yaitu ;
PENGENALAN MASALAH -> PENCARIAN INFORMASI -> EVALUASI ALTERNATIF -> PILIHAN -> EVALUASI PASCAAKUISISI
PENGENALAN MASALAH -> PENCARIAN INFORMASI -> EVALUASI ALTERNATIF -> PILIHAN -> EVALUASI PASCAAKUISISI
Model keputusan: empat pandangan
mengenai pengambilan keputusan konsumen
Teori-teori pengambilan keputusan konsumen bervariasi, tergantung kepada asumsi peneliti mengenai sifat-sifat manusia. Terdapat empat pandangan atas pengambilan keputusan konsumen:
Ø Pandangan
ekonomi, konsumen sering dianggap sebagai pengambil keputusan yang rasional.
Ø Pandangan
pasif, menggambarkan konsumen sebagai orang yang pada dasarnya tunduk pada
kepentingan melayani diri dan usaha promosi para pemasar. Para konsumen
dianggap sebagai pembeli yang menurutkan kata hati dan irasional.
Ø Pandangan
kognitif, menggambarkan konsumen berada diantara pandangan ekonomi dan
pandangan pasif yang ekstrim, yang tidak (atau tidak dapat) memperoleh
pengetahuan yang mutlak mengenai semua alternatif produk yang tersedia dan
karena itu tidak dapat mengambil keputusan yang sempurna, namun secara aktif
mencari informasi dan berusaha mengambil keputusan yang memuaskan.
Ø Pandangan
emosional, mengambil keputusan yang emosional atau impulsive (menurutkan
desakan hati).
Model dalam pengambilan keputusan
mempunyai tiga komponen utama yaitu:
Ø Masukan
(input), komponen ini mempunyai berbagai pengaruh luar yang berlaku sebagai
sumber informasi mengenai produk tertentu dan mempengaruhi nilai-nilai, sikap
dan perilaku konsumen yang berkaitan dengan produk. Yang utama dalam faktor
masukan ini adalah berbagai kegiatan bauran pemasaran dan pengaruh sosiobudaya
di luar pemasaran.
Ø Proses,
komponen ini berhubungan dengan cara konsumen mengambil keputusan. Tindakan
pengambilan keputusan konsumen terdiri dari tiga tahap, yaitu: (a) Pengenalan
kebutuhan, (b) Penelitian sebelum pembelian, dan (c) Penilaian berbagai
alternatif.
Ø Keluaran
(output), komponen ini menyangkut dua kegiatan pasca pembelian yang berhubungan
erat: perilaku pembelian dan penilaian pasca pembelian. Tujuan dari dua
kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kepuasan konsumen terhadap pembeliannya.
Adapun
seorang ahli Gullet dan Hicks memberikan beberapa klasifikasi model pengambilan
keputusan yang kerapkali digunakan untuk memecahkan masalah,. Ahli ini ada
beberapa model pengambilan keputusan antara lain:
ü I
Model Probabilitas
ü I
Model Konsep tentang nilai-nilai harapan (the Concept of Expectedvalue)
ü I
Model matriks
ü I
Model pohon keputusan (Decision Tree Model)
ü I
Model Kurva Indiferen / Kurva Tak Acuh.
ü I
Model Simulasi Komputer.
Selanjutnya
Robert D.Spech mengelompokkan model dalam rangka analisis kebijakan pengambilan
keputusan ke dalam 5 kategori yakni sebagai berikut.
ü v
Model Matematika
ü v
Model Simulasi Komputer
ü v
Model Permainan Operasional
ü v
Model verbal
ü v
Model fisik
TIPE – TIPE PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Sebelum dan
sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses
yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1.Pengenalan masalah (problem recognition).
Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2.Pencarian informasi (information source).
Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3.Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation).
Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4.Keputusan pembelian (purchase decision).
Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian.Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5.Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation)
merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan.
Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.
1.Pengenalan masalah (problem recognition).
Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2.Pencarian informasi (information source).
Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3.Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation).
Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4.Keputusan pembelian (purchase decision).
Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian.Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5.Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation)
merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan.
Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMECAHAN MASALAH
Konsumen
menggunakan pemecahan masalah yang terbatas ketika mereka melakukan sedikit
usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini sering dilakukan oleh konsumen
ketika membeli suatu produk yang telah mereka gunakan sebelumnya
Faktor-faktor yang mempengaruhi jangkauan pemecahan masalah :
1.Alternatif-alternatif dibedakan dengan cara yang relevan, misalnya pembelian rumah,
alternatif pemilihan adalah lingkungan rumah (bersih, tidak banjir, dekat kota atau
mudah transportasi), bahan baku, harga (cicilan rendah dan lama).
2.Tersedia waktu yang memadai untuk pertimbangan yang mendalam untuk membeli produk.
3.Terdapat tingkat keterlibatan (relevansi pribadi) yang tinggi yang menyertai
pembelian.
Terdapat 5 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
1.Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk
mencapai tujuan tertentu.
2.Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau
kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap
rangsangan tersebut.
3.Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri
seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4.Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.Integrasi
merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang
untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak
membeli produk tersebut.
5.Pembelajaran (learning) merupakan proses belajar yang dilakukan seseorang setelah
membeli produk tersebut dengan melihat apakah produk tersebut memiliki kegunaan dan
akan dijadikan sebagai alternatif dalam pembelian selanjutnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jangkauan pemecahan masalah :
1.Alternatif-alternatif dibedakan dengan cara yang relevan, misalnya pembelian rumah,
alternatif pemilihan adalah lingkungan rumah (bersih, tidak banjir, dekat kota atau
mudah transportasi), bahan baku, harga (cicilan rendah dan lama).
2.Tersedia waktu yang memadai untuk pertimbangan yang mendalam untuk membeli produk.
3.Terdapat tingkat keterlibatan (relevansi pribadi) yang tinggi yang menyertai
pembelian.
Terdapat 5 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
1.Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk
mencapai tujuan tertentu.
2.Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau
kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap
rangsangan tersebut.
3.Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri
seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4.Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.Integrasi
merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang
untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak
membeli produk tersebut.
5.Pembelajaran (learning) merupakan proses belajar yang dilakukan seseorang setelah
membeli produk tersebut dengan melihat apakah produk tersebut memiliki kegunaan dan
akan dijadikan sebagai alternatif dalam pembelian selanjutnya.
BAB 4
EVALUASI
ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN
KRITERIA EVALUASI
Konsumen
sering membuat keputusan berdasarkan pengaruh atau pada sikap secara
keseluruhan terhadap merek atau untuk meminimalkan usaha atau emosi negatif.
-
Sifat Kriteria
evaluasi
kriteria evaluasi biasanya fitur produk atau atribut yang terkait dengan baik
manfaat yang diinginkan oleh pelanggan atau biaya yang harus mereka
keluarkan. Jenis kriteria evaluatif digunakan dalam keputusan bervariasi
dari segi biaya nyata dan kinerja untuk faktor intangible seperti gaya, rasa,
prestise, perasaan yang dihasilkan, dan citra merek. Pemasar harus
memahami kriteria yang digunakan konsumen untuk mengevaluasi merek mereka.
-
Pengukuran Kriteria evaluasi
·
Hal yang
harus ditentukan.
·
Kriteria
evaluatif yang digunakan oleh konsumen.
·
Bagaimana
konsumen mempersepsikan berbagai alternatif pada setiap kriteria.
·
Pentingnya
relatif dari masing-masing kriteria.
Tentukan
Kriteria Apakah Digunakan untuk menentukan kriteria yang digunakan oleh
konsumen dalam keputusan tertentu.pemetaan perseptual adalah teknik lain tidak
langsung berguna untuk menentukan kriteria evaluatif
Pendekatan
pengukuran yang paling populer adalah pendekatan tidak langsung menggabungkan
analisis dalam analisis menggabungkan, konsumen disajikan dengan satu set
produk atau deskripsi produk dengan kriteria evaluasi bervariasi
PENENTUAN ALTERNATIF PILIHAN
Sejumlah
besar penelitian dan strategi pemasaran telah mengasumsikan pembuat keputusan
konsumen rasional dengan yang terdefinisi dengan baik, preferensi
stabil. Konsumen juga dianggap memiliki kemampuan cukup untuk menghitung
pilihan mana yang akan memaksimalkan nilainya, dan akan memilih atas dasar ini.
· Pilihan afektif
pilihan
afektif yang paling mungkin ketika motif yang mendasari consummatory daripada
instrumental. Consummatory motif mendasari perilaku yang secara intrinsik
bermanfaat untuk individu yang terlibat. Motif Instrumental mengaktifkan
perilaku yang dirancang untuk mencapai tujuan kedua. memvisualisasikan
bagaimana manfaat yang dirasakan selama dan setelah pengalaman konsumsi. Hal
ini sangat penting bagi merek baru atau produk dan jasa. Konsumen yang
telah memiliki pengalaman dengan sebuah produk atau merek memiliki dasar untuk
membayangkan respon afektif yang dihasilkan.
· Atribut
berbasis versus atribut proses pilihan
Dua proses
pertimbangan yang mungkin digunakan untuk membeli kamera
digital:
Proses
1: Setelah konsultasi Internet untuk menentukan fitur
apa yang paling disukai, konsumen kemudian pergi ke
toko elektronik lokal dan membandingkan berbagai merek fitur yang paling
penting baginya yaitu, otomatis, kamera ukuran, fitur zoom, dan ukuran
penyimpanan. Dia melihat keynggulan masing-masing model atas atribut
dan kesan umum nya model kualitas masing-masing. Atas dasar evaluasi ini,
ia memilih SportZoom Olympus.
Proses
2: konsumen mengingat bahwa temannya Olympus SportZoom bekerja dengan baik
dan tampak "baik",orang tuanya memiliki Easyshare Kodak yang juga
bekerja dengan baik tapi agak besar dan berat, dan tua Fujifilm Finepix tidak
diinginkan serta ia diharapkan . Di toko elektronik setempat ia melihat
bahwa model dan Kodak Olympus memiliki harga yang sama dan memutuskan untuk
membeli SportZoom Olympus.
Contoh
pertama di atas adalah pilihan berbasis atribut. Contoh yang kedua
sikap-berbasis-pilihan berdasarkan pilihan sikap. Secara umum, pentingnya
membuat keputusan yang optimal meningkat dengan nilai barang yang sedang
dipertimbangkan dan konsekuensi dari keputusan yang tidak optimal. Semakin
mudah untuk mengakses atribut informasi lengkap suatu merek, pengolahan
berdasarkan atribut,lebih kemungkinan akan digunakan
MENAFSIR ALTERNATIF PILIHAN
Jika Anda membeli komputer notebook, Anda mungkin akan membuat perbandingan
langsung seluruh merek pada fitur-fitur seperti harga, berat, dan kejelasan
tampilan. Penilaian perbandingan ini mungkin tidak sepenuhnya akurat.
a.
Akurasi penilaian individu
penelitian
menunjukkan individu yang biasanya tidak memperhatikan perbedaan yang relatif
kecil antara merek atau perubahan atribut merek. Selain itu, kompleksitas
banyak produk dan jasa serta fakta bahwa beberapa aspek kinerja dapat dinilai
hanya setelah digunakan luas membuat perbandingan merek akurat sulit.
b.
Penggunaan Indikator
pengganti
Secara umum,
indikator pengganti beroperasi lebih kuat ketika konsumen tidak memiliki
keahlian untuk membuat penilaian informasi sendiri, ketika konsumen motivasi
atau kepentingan dalam keputusan rendah, dan ketika kualitas informasi terkait
lainnya yang kurang
c.
Pentingnya relatif dan Pengaruh Kriteria evaluative
Pentingnya
kriteria evaluatif bervariasi antara individu dan juga di dalam individu yang
sama dari waktu ke waktu. Penggunaan situasi, konteks
Kompetitif-Secara umum, efek Iklan.
d.
Kriteria evaluatif, Hukum Individu, dan Strategi
Pemasaran
Pemasar harus memahami kriteria evaluatif konsumen yang menggunakan produk
mereka dan mengembangkan produk yang unggul pada fitur ini.Semua aspek dari
komunikasi pemasaran harus mengkomunikasikan
keunggulan produk. Pemasar juga harus mengenali dan bereaksi terhadap
kemampuan individu untuk menilai kriteria evaluatif, serta kecenderungan mereka
untuk menggunakan indikator pengganti
Tema
periklanan yang menekankan penggunaan kesempatan khusus untuk yang merek
ini khusus sesuai dapat efektif, seperti dapat strategi seperti citra yang
menarik perhatian konsumen untuk suatu atribut di mana perusahaan merek ini
sangat kuat.
MENYELEKSI ATURAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Tingkat
tinggi satu atribut tidak dapat mengimbangi tingkat rendah yang
lain. keputusan disjungtif aturan dan kata penghubung dapat menghasilkan
seperangkat alternatif yang bisa diterima, sedangkan sisanya aturan umumnya
menghasilkan satu "terbaik" alternatif.
-
Kata penghubung Aturan Keputusan
Aturan
keputusan kata penghubung menetapkan standar kinerja minimum yang diperlukan
untuk setiap kriteria evaluatif dan memilih yang pertama atau semua merek yang
memenuhi atau melebihi standar minimum.
Karena
individu memiliki keterbatasan kemampuan untuk memproses informasi, aturan kata
penghubung yang sering digunakan untuk mengurangi ukuran tugas pengolahan
informasi untuk beberapa tingkat dikelola
-
Disjungtif Aturan Keputusan
Aturan
keputusan disjungtif menetapkan tingkat minimum kinerja untuk setiap atribut
yang penting (sering level yang cukup tinggi). Ketika aturan pengambilan
keputusan disjungtif digunakan oleh target pasar, sangat penting untuk memenuhi
atau melampaui konsumen persyaratan pada setidaknya salah satu kriteria kunci.
-
Eliminasi oleh aspek Aturan
Keputusan
Untuk
target pasar menggunakan eliminasi oleh aspek aturan, sangat penting
untuk memenuhi atau melampaui satu atau lebih persyaratan konsumen
persyaratan (dalam urutan) dari kriteria yang digunakan dari kompetisi.
-
Leksikografis Aturan Keputusan
Aturan
pengambilan keputusan leksikografis mirip dengan eliminasi-oleh aspek
aturan-. Perbedaannya adalah bahwa aturan leksikografis mencari kinerja maksimum
pada setiap tahap, sedangkan eliminasi oleh aspek mencari kinerja
yang memuaskan pada setiap tahap.
-
Kompensasi Aturan Keputusan
Aturan
keputusan kompensasi menyatakan bahwa merek
yang tingkatan tertinggi pada jumlah konsumen penilaian dari kriteria
evaluatif yang relevan akan dipilih.memiliki tingkat kinerja pada atau di dekat
kompetisi pada pentingnya fitur lebih karena mereka menerima lebih berat dalam
keputusan daripada atribut lainnya.
BAB 5
PEMBELIAN
1. Proses Keputusan Membeli
Proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahap : pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian,
dan
perilaku setelah pembelian .Jelas bahwa proses
pembelian berlangsung jauh sebelum pembelian aktual dan berlanjut jauh
sesudahnya. Pasar perlu berfokus pada seluruhProses Pengambilan Keputusan
Pembelian bukan hanya pada proses saja
Secara teori konsumen melalui seluruh lima tahap pada tiap pembelian .Tapi pada
pembelian rutin, konsumen terkadang melewatkan atau membalik beberapa tahap
itu. Seorang wanita yang kadang membeli pasta gigi merek yang biasa digunaknnya
akan mengenali kebutuhan tetapi dia akan bergerak langsung ke proses pembelian,
dengan melewatkan pencarian informasi dan mengevaluasi alternatif. Pertimbangan
yang muncul pada saat konsumen menghadapi situasi pembelian baru bisa bersifat
kompleks
Pengenalan
Kebutuhan
Proses pembelian bermula dari
pengenalan kebutuhan (need recognation)- pembelian mengenali permasalahn atau
kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktual dan
sejumlah keadaan yabg diinginkan. Kebutuhan itu dapat dipisu oleh stimulus
internal ketika salah satu kebutuhan normal-lapar,haus,seks, naik ke tingkatan
yang cukup tinggi sehingga menjadi pendorong.
Kebutuhan dapat dipisu oleh
rangsangan eksternal. Seseorang mungkin merasa membutuhkan hobi baru ketika
kesibukan pekerjaanya mulai menurun, dan dia mulai memikirkan kamera setelah
berbincang – bincang dengan teman tentang fotografi
atau setelah melihat iklan kamera. Pada tahap itu,
pemasar menuntun konsumen supaya membeli produk tersebut
Setelah mengumpulkan informasi
seperti itu, pemasar dapat mengidentifikasi faktor faktor yang paling sering
memicu ketertarikan terhadap produk dan mengembangkan program pemasaran yang
melibatkan faktor – faktor tersebut.
2. Memilih Alternatif Terbaik
Sikap konsumen terhadap sejumlah merek tertentu
terbentuk melalui bebErapa prosedur evaluasi. Cara konsumen memulai usaha
mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada kosumen individual dan
situasi pembelian tertentu. Dalam beberapa kasus , konsumen menggunkan
kalkulasi yang paling logis.
3. Memilih Sumber – Sumber Pembelian
Konsumen dapat memperoleh informasi
dari berbagai sumber. Sumber itu meliputi sumber pribadi (keluarga, teman,
tetangga, rekan kerja), sumber komersial (iklan, penjual, pengecer, bungkus,
situs Web dan lain - lain) , sumber publik (media massa, organisasi pemberi
peringkat), dan sumber berdasarkan pengalaman (memgang, meneliti, menggnakan
produk). Pengaruh relatif di antara sumber informasi itu berbeda beda di antara
berbagai produk dan pembeli.
Konsumen biasanya menerima sebagian
besar informasi dari sumber komersial yang dikendalikan oleh pemasar. Namun
demikian, sumber yang paling efektif cenderung yang bersifat pribadi. Sumber
komersial biasanya memberikan informasi kepada pembeli, sedangkan sumber
pribadi memberikan legitimasi atau mengevaluasi produk bagi pembeli.
Seseorang terkadang meminta
oranglain – teman, keluarga, rekan kerja dan para profesional supaya
merekomendasikan produk atau jasa. Oleh karena itu, perusahaan mempunyai
ketertarikan yang kuat untuk membangun sumber pemasaran getok tular( word of
mouth sources). Sumber – sumber itu mempunyai dua keuntungan utama
Pertama, sumber itu meyakinkan.
Pemasaran dari mulut ke mulut adalah salah satunya metode promosi dari konsumen,
oleh konsumen, dan untuk konsumen . Mempunyai konsumen yang setia da terpuaskan
da membanggakan bisnis merupakan mimpi setiap pemilik bisnis. Tidak hanya
konsumen yang puas mengulangi pembelian, tetapi mereka juga menjadi papan
promosi berjalan bagi bisnis anda
Kedua, biaya yang rendah. Menjaga
hubungan dengan konsumen dan mengubahnya menjadi sumber promosi getok tular
membutuhkan biaya yang relatif rendah. Semakin banyak informasi yang didapat,
kesadaran dan pengetahuan konsumen tentang adanya merek dan fitur akan
meningkat. Dalam pencarian informasi, seseorang banyak mempelajari merek yang
tersedia. Informasi itu juga membantunya meninggalkan pilihan merek tertentu.
Perusahaan harus mendesain bauran pemasarannya agar calon konsumen sadar dan
tahu akan mereknya. Secara hati – hati perusahaan harus mengidentifikasi sumber
informasi konsumen dan tingkat kepentingan tiap tiap sumber itu.
PEMBAHASAN
Contoh studi kasus :
Istilah
pasar banyak diartikan secara beda sesuai dengan sudut pandang penglihatan.
Disini, kebutuhan dan keinginan konsumen mengawali
kehadiran produk yang dapat memenuhinya. Hal tersebut, terungkap melalui
jembatan penyeberangan motivasi dan kemampuan membeli yang dimiliki konsumen.
Analisa pasar adalah suatu proses untuk menentukan potensi penjualan.
Potensi pasar adalah suatu perkiraan kapasitas dari suatu pasar untuk menyerap
barang produksi. Perkiraan tersebut bisa dinyatakan dalam bentuk fisik atau
dalam jumlah mata uang, atau bisa dalam bentuk persentase. Analisi pasar
perpindahan kartu pra bayar disini, yaitu memperkirakan atau memprediksi pangsa
pasar di masa akan datang dengan melihat besar persentase loyalitas
pelanggan untuk tetap setia atau beralih ke
suatu merek selama kurun waktu satu tahun.
Kartu pra bayar GSM adalah suatu kartu telepon GSM yang pembayarannya
dilakukan pada awal pembayaran sebelum digunakan, sedangkan yang dimaksud
dengan kartu pasca bayar GSM adalah kartu telepon GSM yang pembayarannya
dilakukan diakhir atau setelah penggunaan telepon. Biasanya jenis kartu pasca
bayar ini tidak sering digunakan karena tergolong lebih rumit baik dari
segi pembayaran dan peregistrasiannya, cara pembayaran kartu ini sama halnya
dengan rekening listrik, penggunaan kartu kredit dan rekening telepon
rumah.
Oleh karena itu, banyak konsumen yang menggunakan jenis kartu pra bayar GSM
dibandingkan dengan kartu pasca bayar. Khususnya studi kasus dalam
penelitian ini yaitu pada mahasiswa UNDIP Semarang. Kalangan mahasiswa lebih
banyak menggunakan kartu pra bayar dikarenakan kartu pra bayar lebih mudah
dalam pembayaran dan besar nilai nominal dalam isi ulang kartu pra bayar
ini dapat disesuaikan dengan keuangan mahasiswa.
Seiring dengan perkembangan perekonomian yang semakin dinamis, yang ditandai
dengan adanya perubahan-perubahan dalam dunia bisnis dan tingkat persaingan
yang semakin meningkat, menyebabkan semakin banyak konsumsi produk yang
ditawarkan di pasar guna memenuhi kebutuhan konsumen. Persaingan bisnis
yang ketat salah satunya ditunjukkan dengan semakin beraneka ragamnya jenis
produk dan fitur-fitur yang diberikan atau ditawarkan, karena dengan semakin banyaknya
varian merek produk sejenis beserta fitur-fiturnya yang saling beradu
kelebihan memikat konsumen, maka akan semakin besar kemungkinan dari keinginan
konsumen untuk beralih ke pemilihan merek lainnya (brand switching) atau tetap
setia pada produk yang disukainya.. Selama kurun waktu setahun, konsumen
memungkinkan untuk melakukan perpindahan merek kartu pra bayar GSM lebih dari
satu kali. Akan tetapi, perpindahan merek ini dihitung dari pertama kali
konsumen menggunakan merek tertentu sampai dengan terakhir kali konsumen
menggunakan merek tertentu.
Persaingan ketat pada bisnis Kartu Prabayar GSM dari berbagai Operator
Telepon Seluler menuntut strategi perubahan dan perbaikan secara lebih
baik dalam menghasilkan produk atau layanan yang berkualitas tinggi
dengan harga yang wajar dan bersaing. Operator telepon seluler perlu mengetahui
perpindahan merek untuk masing-masing periodenya dan menganalisis
atribut-atribut produk dan layanan yang menjadi peringkat preferensi konsumen
dalam memilih dan membeli suatu produk atau layanan. Penelitian ini
memanfaatkan analisis merek dengan metode rantai markov. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tetap
loyalnya atau berpindahnya konsumen dapat diketahui dari peringkat preferensi
konsumen terhadap atribut atau layanan yang paling dipertimbangkan.
Dari hasil penelitian bahwasanya harga kartu perdana/voucher isi ulang
merupakan faktor yang paling berpengaruh bagi konsumen untuk tetap loyal karena
harga kartu perdana / voucher isi ulang menduduki peringkat pertama. Banyak
konsumen yang berpindah merek ke kartu pra bayar IM3, ini ditunjukkan oleh
tingginya angka probabilitas transisi, konsumen dari merek kartu pra bayar IM3
juga memiliki loyalitas paling tinggi, kemudian diikuti merek kartu pra bayar
Simpati, Mentari, AS, XL, Three dan Axis. Kondisi steady state terjadi pada
periode ke-29, sehingga didapatkan kemungkinan probabilitas pasar yang akan
datang untuk kartu pra bayar Simpati sebesar 4,43%; AS sebesar 3,87%; IM3
sebesar 76,25%; Mentari sebesar 0,18%; XL sebesar 1,33%; Three sebesar 4,83%
dan Axis sebesar 9,11%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar