Selasa, 27 Oktober 2015

contoh kasus etika bisnis - softskill - 4ea18 - 11212278



Contoh Kasus  : Etika Moral dan Prinsip Kejujuran
Judul : Mengincar Pesangon
Bapak Haryadi, yang berusia 39 tahun, sudah 12 tahun lamanya bekerja sebagai kepala bagian teknis disebuah pabrik sepatu di Jawa Barat. Saudaranya merencanakan membuat pabrik sejenis di  Medan dan mengajak Pak Haryadi pindah kerja. Ia ditawarkan menjadi direktur bagian teknis di pabrik baru itu. Pabrik akan beroperasi 6 bulan lagi. Kalau sempat, ia bisa ikut juga dalam Persiapan pabrik baru. Setelah menerima tawaran ini, Pak Haryadi dengan sengaja mengurangi disiplin kerja sampai suatu tingkatan yang cukup menghawatirkan pimpinannya. Ia sering datang terlambat dan pulang sebelum waktunya. Terkadang, ia sama sekali tidak masuk kerja tanpa memberitahukan lebih dahulu. Ia juga tidak menyelesaikan tugas-tugasnya pada saat yang diharapkan. Dengan kelakuan indisipliner ini, Pak Haryadi berharap akan dipecat, supaya ia dapat menerima pesangon cukup besar. Keluarganya, tidak ada yang mengetahui rencanannya untuk pindah kerja.
Sumber : Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA. Etika Bisnis . Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.

Komentar :
Tindakan yang dilakukan oleh Bapak Haryadi ini sangatlah buruk dan tidak patut untuk di contoh. Apabila Bapak Haryadi ingin beralih ke perusahaan lain, ada baiknya Bapak Haryadi berterus terang terhadap perusahaan yang saat ini Bapak Haryadi bekerja.  Masalah mendapat pesangon atau tidak nantinya itu tergantung pada rezeki dan nasib dari masing-masing orang, yang penting didalam diri sudah tertanamkan rasa  jujur, disiplin, dan adil. Dari pada mendapatkan pesangon banyak tetapi tidak halal itu akan menutup pintu rezeki untuk diri sendiri dan keluarga. Dan sebaiknya, dalam mengambil keputusan haruslah mengajak keluarga untuk berkompromi. Dimanapun kita akan bekerja, apabila tidak ditanamkan rasa tanggungjawab, disiplin kerja, kejujuran, serta attitude yang baik, maka perusahaan manapun tidak akan memberikan apresiasi dan kesan yang baik untuk kita.

1 komentar: